Selasa, 04 Desember 2018

Anak Tantrum di Tempat Umum, Bagaimana Mengatasinya?



"PELMEN.. PELMEN COKELAT..!!" teriak seorang anak berusia 2 tahun di sela isak tangisnya.
"Maaf ya, nak. Haza belum boleh makan permen itu" ujarsang Ibu berusaha menenangkan, namun tangisannya semakin kencang.

 Sudah hampir 2 menit ia menangis sambil berteriak seperti ini, duduk mengentak-hentakkan kakinya ke lantai.  Orang-orang di supermarket mulai menatap mereka dan berbisik-bisik. Sang Ibu malu. Kini si anak mulai berbaringi dan menggeliat sambil menangis dan berteriak kencang meminta permen yang diinginkannya.  "Apa yang harus kulakukan? Apakah kuturuti saja keinginannya kali ini agar kami bisa kembali berbelanja dengan damai?" pikir sang Ibu 

””

Apakah anda pernah mengalami kejadian bersama anak seperti ilustrasi di atas? Berapa kali? Apakah pernah terjadi di tempat umum juga? 


Kisah di atas merupakan ilustrasi perilaku tantrum pada anak. 
Berbagai literatur mendefinisikan tantrum sebagai ledakan emosi yang kuat, disertai rasa marah serta serangan agresif berupa menangis, menjerit-jerit, melempar barang, menahan nafas atau menghentak-hentakkan kedua kaki dan tangan ke tanah. Tantrum merupakan perilaku alamiah pada anak, dengan puncaknya pada usia 2-4 tahun. Perlu diketahui oleh orang tua bahwa tantrum dilakukan oleh seorang anak untuk keluar dari kondisi ketidaknyamanannya. 

Nah, bagaimana mengatasi tantrum pada anak, terutama apabila terjadi di tempat umum seperti supermarket, restoran atau bahkan pesawat? Apakah mengabulkan keinginan  anak saat tantrum adalah solusi yang tepat, seperti ilustrasi di atas misalnya? 
Tidak.  Jika anda mengabulkan keinginannya, mungkin anak anda akan langsung tenang dan anda pun terselamatkan dari rasa malu saat itu.  Tapi anak akan kembali menggunakan tantrum di masa yang akan datang sebagai senjata untuk mendapatkan keinginan-keinginan berikutnya.

Berikut ini beberapa tips yang penulis dapatkan dari beberapa literatur dan sedikit pengalaman pribadi mengenai mengatasi anak yang mengalami tantrum di tempat umum:

·         Lakukan pencegahan layaknya slogan “Sedia payung sebelum hujan” dan “Mencegah lebih baik daripada mengobati”.
Ingatlah bahwa emosi anak akan lebih mudah lepas kendali apabila kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi, misalnya kebutuhan makan dan istirahat.  Maka sebelum bepergian, jangan lupa pastikan anak anda telah makan dan  istirahat cukup.  Anda juga bisa menceritakan pada anak mengenai tempat yang akan dikunjungi, mengerjakan apa saja dan berapa lama.  Jika akan bepergian dalam waktu lama, maka sediakan buku atau mainan anak untuk dibawa. Hal ini akan membuat anak lebih merasa aman dan siap.

Membuat kesepakatan dengan anak sebelum bepergian juga merupakan solusi yang jitu.  Misalnya jika anda pergi ke supermarket biasanya anak akan selalu merengek minta dibelikan mainan baru.  Maka sebelum berangkan buat kesepakatan bahwa anda dan anak hanya akan membeli bahan makanan dan tidak membeli mainan.

·         Tetap tenang, jangan terpancing dan jangan ikut berteriak seperti anak
Jika tantrum terlanjur terjadi, maka hal penting yang perlu anda lakukan adalah tetap tenang.  Jangan terpancing dengan berteriak pada anak karena anak akan semakin emosi.  Tarik nafas dalam, segera istighfar dan berdo’a agar Allah memberi kebijaksanaan dan kelembutan hati dalam menghadapi anak.
Ingatlah bahwa anak belum memiliki keterampilan yang memadai bagaimana cara memuaskan keinginan mereka.  Mendengar jawaban “tidak” dari anda ditambah lelahnya mengikuti kegiatan anda seharian sudah cukup membuatnya frustasi.  Mengingat kembali hal ini dapat membuat anda lebih mengerti keadaan anak dan anda dapat lebih menunjukkan empati padanya. Coba peluk anak dan buat ia yakin bahwa anda menyayanginya.  Namun jika anak justru mencakar atau memukul jika dipeluk, maka lepaskan pelukan.  Hal ini dapat memicu orang tua bertindak kasar pada anak. 

·         Alihkan perhatian anak
Ketika di rumah, terkadang cara paling baik mengahadapi anak adalah dengan mengabaikannya.  Tapi tentu saja anda tidak dapat membiarkan anak tantrum di tempat umum. Anda bisa bisa mencoba mengalihkan perhatiannya dengan mengatakan sesuatu seperti, “Yuk, kita lanjutkan belanjanya, Kita ambil pisang kesukaan adek sama-sama, yuk.”  Ketika tangan-tangan kecil sibuk, maka perlahan anak akan melupakan kekecewaannya. 

·         Bawa anak keluar
Membiarkan anak menangis dan berteriak di tempat umum mengajarkan anak bahwa ia boleh mengganggu orang lain.  Jika anak sudah sangat mengganggu bawa anak keluar atau tempat lain yang lebih terpencil.  Selain agar tidak mengganggu orang lain, bisa jadi memindahkan anak juga berarti mengeluarkannya dari lingkungan yang membuatnya gelisah.  Di tempat baru mungkin perasaan anak dapat menjadi lebih tenang, hanya berdua dengan anda di tempat yang aman dan nyaman.  

·         Abaikan perilaku anak jika memungkinkan
Terkadang anak melakukan tantrum untuk mencari perhatian orang tua.  Maka rekomendasi terbaik bagi orang tua pada situasi ini adalah abaikan perilaku anak sampai ia tenang dan tantrumnya hilang.  Jangan lupa, penting pastikan anak tidak dalam bahaya dan tidak membahayakan orang lain.  Jika anak memukul atau menendang, katakan dengan tegas, seperti “Jangan memukul.”.  Hal ini agar anak tahu bahwa perbuatan itu tidak diperbolehkan.

Nah setelah tantrum mereda, berikan anak pelukan.  Yakinkan anak bahwa anda menyayanginya. Seiring dengan bertambahnya usia, insyaAllah anak akan belajar bagaimana mengekspresikan dirinya lebih baik.  Semoga bermanfaat.

#RumbelIIPAceh
#IbuProfesionalMenulis
#KamisMenulis
#LewatDL

Referensi:

Bell, Alison. Taming a Public Temper Tantrum. https://www.parenting.com/article/taming-a-public-temper-tantrum
Syamsuddin. Mengenal Perilaku Tantrum dan Bagaimana Mengatasinya. Informasi. 2013. Vol 18. No 02.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments:

Entri yang Diunggulkan

Saling mengingatkan pada kebaikan

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman ...