“Cobaan akan selalu menimpa seorang mukmin dan mukminah, baik pada dirinya, pada anaknya maupun pada hartanya, sehingga ia bertemu dengan Allah tanpa dosa sedikitpun.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan lainnya)
Hari jum'at,1 minggu yang lalu Ahnaf sakit.
Awalnya mengeluh sakit perut,... bunda mengira sakit perut biasa karena belum makan.
Kemudian matanya merah seperti akan menangis sambil mengeluh sakit perut,... bunda mulai cemas sambil memeluk, mencium pipinya & mulai melakukan pemeriksaan abdomen: nyeri tekan, nyeri lepas, sambil menawarkan berbagai hal yang dirasa dapat menurunkan panasnya. Mulai dari menawarkan makan nasi, kompres hangat di perut (si anak sholeh malah minta perutnya dikompres es batu..), sampai dengan gendong di bahu dengan selimut monyet.
Lalu badannya mulai panas: 38.5,... Bunda semakin cemas dan mulai berpikir segala kemungkinan sampai dengan yang terburuk: appendicitis, meskipun prevalensi appendicitis pada anak rendah, apalagi 2.5 tahun.
Alhamdulillah Ahnaf termasuk anak yang jarang sakit. Terakhir demam bisa dibilang lebih dari 6 bulan yang lalu.
Nah, yang menarik adalah perbedaan Ahnaf yang sedang sakit sekarang dengan Ahnaf yang sakit saat 6 bulan lalu.
Ahnaf yang sekarang bisa minum obat sendiri, bahkan request obat.. Yang mana dulu hampir selalu dipaksa, sekarang dibujuk dengan logika-logikanya, dan bahkan minta memasukkan obat sendiri ke dalam mulut. “Minum obat sendiri aja.. Ahnaf kan sudah besar, bun.. “
Perkembangan kemampuan analisinya, seperti: “Ahnaf minum obat aja, bun, supaya ga sakit lagi perutnya “. “Kan sudah minum obat, tapi kok masih panas, bun..? Ini panas, nih, pipinya juga” sambil memegang dahi & pipi. “Kok minum obat, bun? Kan perutnya tidak sakit lagi”.
Alhamdulillah, sekarang si anak sholeh sudah sehat. Semoga Allah selalu menjagamu, nak.. Teruslah menjadi pelita yang menerangi jalan ayah & bunda dalam menggapai cinta & ridho Allah swt. Teruslah bersinar hingga menjadi bintang kebanggaan Islam.