Senin, 23 Oktober 2017

Dan Lagi Antara Sabar dan Syukur

“Bagi setiap amal itu ada masa semangat (puncaknya, dan bagi setiap masa semangat itu ada masa lemah (malas). Barang siapa yang tetap mengikuti sunnahku di masa lemahnya, sungguh ia akan memperoleh petunjuk. Dan barang siapa yang mengikuti selain sunnahku pada masa lemahnya niscaya ia akan binasa.” (HR Ibnu Hibban dan Ahmad)
Salah satu cara memperbaharui iman agar kembali membuncah adalah dengan menghadiri majelis-majelis ilmu.  Alhamdulillah, Sabtu kemarin mendapat kesempatan itu dalam taujih bersama ustadzah Wirianingnsih.. :)


Dari awal pemaparan, sudah terasa sekali ruhiyahnya.  Di awal beliau memaparkan bahwa agar kita terus-menerus tercelup dalam keimanan dan kecintaan pada Allah swt adalah dengan membaca Al Qur'an.  Karena dengan membaca Al Qur'an kita dapat terus berinteraksi dengan Allah swt, sumber motivasi kita.


Ada sebuah kisah menarik yang juga disampaikan ustadzah Wiwi dalam kesempatan kemarin.


Yaitu kisah tentang Al Ashma'i, seorang menteri di zaman khalifah Al Manshur, yang suatu ketika terpisah dari rombongan dan tersesat dalam keadaan kehausan.  Kemudian ia melihat sebuat tenda, dan mendapati seorang wanita muda yang cantik di sana.  Ketika ia meminta minum, wanita tersebut menawarkan air yang sudah diminum setengahnya, karena air lain yang tersedia adalah milik suami sang istri yang sedang keluar.

Ketika Al Ashma'i pergi dan masih berada di sekitar tenda itu, ia melihat suami sang istri datang, seorang yang tua, berwajah jelek dan berperangai buruk.  Sang istri menyambutnya dengan membawakan segelas minuman dan kain untuk membersihkan kaki sang suami, serta melayaninya dengan sabar.

Tak lama kemudian, Al Ashma'i kembali mendatangi wanita itu dan berkata, "Engkau masih muda dan cantik, mengapa engkau mengorbankan dirimu untuk melayani laki-laki tua yang berakhlak buruk seperti itu?"

Wanita tersebut marah mendengar kata-kata Al Ashma'i dan berkata, "Rasulullah bersabda bahwa agama itu terdiri dari 2 bagian: syukur dan sabar. Aku bersyukur kepada Allah yang telah menganugerahkanku kecantikan dan akhlak yang baik.  Aku telah melaksanakan setengah agamaku.  Maka aku ingin melengkapi agamaku dengan setengahnya lagi, yaitu bersabar."

Masya Allah.. Sungguh rasa cinta kepada Allah dapat membuat seseorang dapat melakukan apa pun, bahkan melewati batas rasa suka dan tidak suka.

Sebenarnya masih banyak lagi poin-poin yang bisa dipetik dari penyampaian ustadzah wiwi kemarin.  Mudah-mudahan ada kesempatan lain untuk menuangkannya juga di sini, mengikat ilmu dengan tulisan.

Saya pun bersyukur atas banyak sekali nikmat yang Allah berikan, salah satunya adalah dengan tidak diuji seperti wanita dalam kisah wanita di atas, Alhamdulillah Allah karuniakan suami yang gagah, penyabar, dan baik akhlaknya...  =D  Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang senantiasa bersyukur dan bersabar.

"Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin.  Jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya." (HR. Muslim)

24 September 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments:

Entri yang Diunggulkan

Saling mengingatkan pada kebaikan

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman ...